Rabu, 18 Februari 2015

"BERKOMPETISI" TAPI TETAP BERSAUDARA

Setelah sekian lama vakum akhirnya jari-jari saya gatal juga untuk menulis di blog ini. Yah......mungkin karena terpaku dengan "keasyikan" mengikuti perkembangan karut-marut perpolitikan negeri ini yang dampaknya nanti juga berimbas kepada nasib orang kecil seperti saya, sehingg sampe-sampe saya lupa untuk menjenguk blog ini.... :)

Oh ya....cerita akan saya mulai dengan sedikit gambaran tentang keberadaan PG di daerah Muria ( Kudus-Pati-Jepara) . Mungkin belum semua tahu ya kalau di daerah Muria ada tiga PG aktif yang sudah berdiri sejak jaman kolonial dan istimewanya adalah masing-masing PG tersebut dimiliki oleh perseroan yang berbeda. Padahal di Indonesia kebanyakan yang ada sih kepemilikan PG di suatu daerah dimiliki oleh satu perseroan ( misal : PG di blok Kediri-Jombang-Mojokerto dimiliki PTPN X atau PG di blok pantura barat Pekalongan sampai Brebes dipunyai PTPN IX ). Ketiga PG tersebut adalah PG Trangkil-Pati ( PG tercinta tempat saya berkarya..........hehehe ), PG Rendeng-Kudus ( PTPN IX ) dan PG Pakis Baru-Pati (PT. LPI).


Bagi saya ada  keasyikan dan tantangan tersendiri bekerja dengan lingkungan kerja seperti ini. Saya pribadi menganggap mereka bukan "kompetitor" tapi saudara.
Kenapa kok begitu.................????????????????
Iya simpel sebenarnya menurut saya.............meskipun target masing-masing dari kami berbeda dan menuntut kami harus berkompetisai tapi tidaklah serta merta membuat kami harus "bermusuhan" bukan..????
Bemusuhan tidak akan membuat kita menjadi berkembang atau maju bahkan  kalau bisa menjalin silaturahmi niscaya pintu rejeki akan lebih dibuka lebar-lebar dari berbagai penjuru.....( yg ini terinspirasi pengajian KH. Anwar Zahid.....hehehehe).

Semenjak saya mulai aktif bekerja dibagian tanaman dan kebetulan mulai dari seksi bina wilayah saya sering bertemu dan berdiskusi dengan teman-teman khususnya dari PG Rendeng. Saya masih teringat waktu masih ditempatkan di daerah Pati Selatan saya sering sharing dan berguru ke Pak Djon Hadi (SKW PG Rendeng). Waktu kami sama-sama punya kendala pekerjaan yang sama yaitu turun drastisnya produktifitas tebu di daerah Pati Selatan serta kwalitas tebangan BBT yang masih dibawah kaedah MSB. Sewaktu kami mencoba menerapkan tebangan percontohan "100 Super" tanpa ragu beliau meminta ijin untuk meniru program kami. Bagi saya ini suatu hal yang positif.......ya kalau mayoritas PG bisa mengembangkan dan membina petani untuk melakukan tebangan yang menganut kaedah MSB alangkah mudahnya kami untuk memilih BBT yang bagus begitu angan saya waktu itu, teman-teman kami di pabrik-pun akan lebih mudah untuk mengolah menjadi gula kalau BBT yang dikirim memiliki kwalitas bagus......( cita-cita yang sampe sekarang masih belum berhasil saya realisasikan.........doa'kan ya.....).

Sewaktu saya pindah ke bagian Tebu Sendiri silaturahmi kami-pun tetap berlanjut. Saya ingat waktu itu kami saling bertukar bibit pucukan varietas baru. Sewaktu saya membuat kebun demplot mini saya tidak mempunyai varietas VMC 7616 oleh pak Djon saya dikirimi 1 sak bibit VMC 7616 yang beliau bawa dari PG Mojo-Sragen. Sebaliknya juga begitu sewaktu teman-teman di Rendeng butuh bibit PSJK 922 untuk bud chip dengan persetujuan Bapak Kabag Tanaman mereka membeli bibit PSJK 922 dari kebun yang saya
kelola. Dengan berjalanya waktu saya kini mengenal lebih banyak teman-teman dari PTPN IX khususnya PG Rendeng. Tidak terkecuali pada MG 2014 kemarin sewaktu saya berpindah lagi ke seksi bina wilayah, saya beberapa kali bertemu dengan Pak Gunaedi (Kabag Tanaman/CA) dan beberapa teman SKW lain seperti Mas Teguh,  Rio dan Ari. Dari mereka saya sering bertanya dan berkomunikasi tentang kelancaran pasokan BBT dan juga terpenting adalah antisipasi dan pemetaan petani yang "selingkuh" Kredit KKP-E pada musim giling yang akan datang terutama apabila areal yang diijinkan kredit sama lokasinya.

Sebenarnya masih banyak lagi hal yang sering kami diskusikan karena sebenarnya kami memiliki kesamaan tujuan  tapi bisa menghabiskan 7 hari 7 malam apabila harus saya tulis semua...hehehehehe.

Saya yakin dan percaya kalau masing-masing dari kami saling "berkompetisi" dalam hal mengembangkan dan menjenuhkan daerah Muria ini dengan tebu dengan kwalitas yang baik maka ke-tiga PG yang ada ini akan lebih mudah dalam  menghadapi tantangan ditengah karut-marutnya tata niaga gula sehingga ketiga PG akan tetap bisa hidup berdampingan tidak perlu ada yang sampai tutup karena harus merugi karena kekurangan BBT yang berkwalitas.

Berkompetisi memang harus dalam dunia bisnis karena semua memang mempunya target masing-masing tapi alangkah lebih indahnya kalau silaturahmi dan persaudaraan tetap dijaga, karena bisa jadi dengan silaturahmi masing-masing menemukan jalan untuk mencapai target karena pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah sama yaitu demi kelanggengan perusahaan masing-masing.

Kalau kita bersama bisa membuka jalan untuk tetap hidup. Kenapa harus saling "membunuh"????? karena sebagaimana kita ketahui bersama masing-masing PG punya karyawan yang menggantungkan hidupnya dari bekerja disana. Bayangkan kalau harus ada yang tutup, ribuan karyawan mulai dari kuli kebun, sopir angkutan tebu, penebang dan juga tentu karyawan dibagian dalam pabrik akan kehilangan mata pencaharianya. Denyut nadi perekonomian mereka akan putus..........miris bukan??????

"Berkompetisi" memang wajib hukumnya bagi kami yang bekerja dibidang yang sama tapi silaturahmi dan persaudaraan harus tetap terus dijaga.................Salam






Rabu, 07 Januari 2015

"TOGETHER IN HARMONY"

Setelah selesai masa giling, tepatnya tgl 21-25 Desember 2014 kemarin, PG tempat saya bekerja mengadakan kegiatan rutin piknik bersama karyawan dan keluarganya. Tujuan acara ini adalah untuk lebih meningkatkan keakraban semua keluarga besar PG.TK.

Tujuan piknik kali ini yaitu kota Bandung dengan objek tujuan : Kampung Gajah Wonderland, Trans Studio, Saung Angklung Mang Udjo, Ciampelas dan Pasar Baru......

 Berikut saya share beberapa fotonya........


Bus Subur Jaya Super Jetbus HD 2 siap membawa rombongan 

Duo krucil in action
Kampung Gajah Wonderland - Lembang
Saung Angklung Mang Udjo
Menari dan bermain angklung bersama



Suasana di Trans Studio
Malam Gala Dinner
Lomba Joget Keluarga













Selasa, 11 November 2014

SEMALAM DI BANDUNG...AN

Sudah menjadi kebiasaan rutin di tempat kerja saya,tiap selesai masa giling pasti ada kegiatan rekreasi bersama, baik itu yang hanya bersama karyawan ataupun yang bersama keluarga.Khusus untuk tahun ini kami dibagian tanaman mengadakan refreshing bersama di Bandungan. Acara refreshing kali ini agak berbeda dengan tahun-tahun biasanya karena kali juga diselingi dengan rapat koordinasi juga. But is okay........no problemo karena memang agendanya sudah disusun panitia dengan sebagus mungkin jadi peserta tidak bosen.
Singkat cerita setelah menempuh perjalanan selama hampir 4 jam dari Pati saya beserta rombongan akhirnya sampai di Bandungan. Tempat peristirahatan yang dipilihkan oleh panitia adalah Hotel Citra Dewi. Lokasinya dari pasar Bandungan masih naik ke atas lagi sekitar 1 km. Untuk sekedar diketahui di Bandungan banyak sekali hotel dan penginapan. Model hotel disini seperti villa-villa...anda bebas untuk memilih, rata-rata hotel di Bandungan juga memiliki fasilitas air panas dan juga karaoke. Segarnya udara sejuk  khas lereng pegunungan Ungaran langsung menyapa saya begitu turun dari kendaraan. Ploting kamar sudah disusun oleh panitia dan ternyata saya sekamar dengan Pak Luri ( Tebang Angkut ) dan Pak Budiarto ( Pak Haji baru yang dua minggu kemarin baru pulang dari tanah suci ).

Setelah makan malam acara dilanjut dengan rakor. Rakor kali ini selain dihadiri pak PP juga dihadiri perwakilan dari Kandir Surabaya. Dalam rakor masing-masing seksi diminta untuk presentasi tentang kiat dan strategi untuk mensukseskan giling tahun 2015. Ternyata pak Kabag Tanaman sudah membuat kejutan untuk para pemapar materi. Semua pemapar materi ternyata dinilai oleh pak PP dan panitia. Pada akhir acara ternyata yang beruntung terpilih sebagai pemapar materi terbaik pertama dan kedua adalah saya dan pak Bambang (Kepala Tebang Angkut).....heheheheehe kebetulan aja kali ya bisa menang.....  :)

Malam setelah acara rakor selesai  Pak Luri dan Pak Haji Budiarto mengajak untuk turun ke daerah sekitar pasar Bandungan untuk wisata kuliner dan sekaligus cuci mata menikmati suasana malam katanya. Teman-teman yang lain ternyata juga banyak yang sudah keluar mencari hiburan masing-masing. Yang hoby-nya nyanyi mungkin langsung memesan tempat untuk karaoke bareng-bareng. Kebetulan saya kurang suka karaoke bukan karena apa-apa tapi semata karena saya tidak bisa nyanyi alias suara saya kurang merdu untuk didengar...........heheheheehe.

Akhirnya saya dan rombongan memutuskan untuk mencari warung sate kelinci di daerah depan pasar Bandungan. Untuk minumnya kami memesan susu kedelai jahe,wedang ronde dan bandrek, tidak lupa gorengan tahu serasi dan tempe khas bandungan kami pesan. Suasana malam Bandungan sangat  khas.....hembusan udara dingin dan pemandangan lalu lalang para pedagang sayur serta para pekerja malam-nya silih berganti melintas, sungguh berbeda dengan suasana malam di Pati yang relatif sepi setelah jam 11 malam. Akhirnya setelah menikmati kuliner dan ngobrol ngalor-kidul pukul 03.40 pagi kami memutuskan untuk beristirahat kembali ke hotel.

Pagi hari setelah shalat shubuh acara dilanjut dengan senam pagi bersama. Instruktur dan peralatan senam sudah disiapkan semua oleh panitia...Gayeng dan rame pokoknya acara senam paginya. Rencana awal setelah senam selesai dilanjut dengan rekreasi ke candi Gedong songo tetapi karena terkendala kendaraan yang bermasalah akhirnya acara diganti dengan jalan-jalan bebas ke kampoeng Hollywood di daerah sekitar Susan Spa. Siang pada saat perjalanan pulang saya beserta rombongan menyempatkan makan siang dulu di RM. Pondok Alam Bang Kohar-Jimbaran-Bandungan. R.M ini khusus dan khas menu ikan bakar dan goreng. Menurut saya tempat dan menu di sini sangat layak direkomendasikan untuk anda yang berlibur ke Bandungan. Suasana bangunan khas jawa model lama dipadu dengan suasana lereng sungai kaki Gunung Ungaran serta ramainya kicauan  burung-burung peliharaan pemilik R.M menambah nikmat-nya hidangan yang disediakan. Poko'e gak rugi deh kalau mampir kesini.....

Setelah selesai acara makan siang akhirnya saya dan rombongan melanjutkan perjalanan back home ke Pati. Perut kenyang dicampur ngantuk akibat begadang semalaman membuat saya segera terlelap saat berada didalam hotel bandung ( alias Ban Ngglundung  baca: dalam kendaraan ). ....begitu terbangun ternyata sudah sampai Kudus...hemmmmmm


Sekian dulu ya reportase dari Bandungan....bulan depan insya Allah kalau tidak ada aral juga akan ada kegiatan rekreasi bersama ke Bandung yang tidak pakai akhiran "an.....kalau ga kena penyakit malas nanti akan saya tulis suasana selama di kota Paris van Java.........SALAM










Rabu, 29 Oktober 2014

BERHARAP KEPADAMU......


Sebenarnya saya sudah  berusaha sekuat tenaga menahan “nafsu” untuk mencoba tidak ikut-ikutan latah mengomentari  kabinet pak Jokowi. Tapi memang sudah dasarnya saya menggemari politik akhirnya setelah beberapa hari  mencoba bertahan akhirnya jebol  juga petahanan saya….
Saya tidak akan mengomentari semua menteri terpilih….terus terang saya hanya tertarik dengan 3 orang menteri saja, yaitu menteri perdagangan Rahmat Gobel, menteri kelautan dan perikan Susi Pudjiastuti dan menteri pertanian Amran Sulaiman. Khusus untuk bu Susi memang jabatan beliau tidak terkait  dengan industri pergulaan tapi karakter dan latar belakang beliau yang membuat saya mencoba berharap lebih.

1.       Menteri Perdagangan : Rahmat Gobel ( PresKom Panasonic )
Kenapa saya membahas posisi menteri perdagangan, mungkin anda semua juga sudah tahu maksudnya. Kebijakan tata niaga baik ekspor maupun impor semua komoditi termasuk juga gula di kementrian inilah muaranya. Ada pertanyaan yang selalu menggantung dibenak saya….Apakah pak Rahmat yang notabene menurut saya lebih cocok di posisi kementrian perindustrian ( berdasar latar belakang beliau ) bisa menahan gempuran arus “impor” ke negeri ini?
But is okay wae lah……….Sedikit harapan saya ke menteri karena saya yakin dengan latar belakang yang seorang pengusaha, pak menteri faham betul tentang dunia usaha.
Boleh lah impor asal sesuai kebutuhan ya pak……kami tahu kalau memang sebentar lagi kita mau AFTA, tapi filter tetap harus tetap ada lho pak, kalau tidak alamat remuk nih kita pak. Kalau mau jujur hampir disemua sektor sementara kita kalah effisien dengan negara peserta AFTA yang lain,  termasuk juga di sektor pergulaan….Petani dan Industri gula nasional  masih perlu banyak pembenahan dan persiapan untuk bisa bersaing dengan negara tetangga. Kami sudah mulai berusaha belajar untuk effisien tapi  tolong jangan lemahkan semangat kami, sementara “dampingi” kami dengan penentuan dan pengawalan HPP Gula yang layak Pak, karena nyata-nyata di tahun 2014 ini Patokan HPP  dilanggar tapi tidak ada sanksi nyata dari pemerintah… 

2.       Menteri Kelautan dan Perikanan : Susi Pudjiastuti ( Owner Susi Air )
Awalnya saya agak kecewa dengan terpentalnya pak Dahlan Iskan dari cabinet Jokowi tapi kekecawaan itu terobati dengan masuknya Bu Susi ini. Kesan pertama saya terhadap beliau “nyentrik” juga ibu menteri yang satu ini. Di sosmed banyak masyarakat dan pakar yang mem”bully” beliau. Ada yang menjelek-jelekan beliau karena hanya lulusan SMP, punya tattoo dan juga perokok. Kalau menurut saya sih…..So What Gitu Loh???????
Helloooooo………..menurut saya mending hanya lulusan SMP tapi bisa sukses, punya banyak pesawat dan pabrik sendiri  daripada seperti  kita-kita yang katanya Sarjana tapi nganggur atau masih kerja ikut orang…hehehe
"Mending" perokok dan bertato tapi kerjanya nyata membangun negara dan tidak korup daripada tampang sok alim tapi ujung-ujungnya hanya “topeng” belaka….Capek pake Bingit Deeech!!!

3.       Menteri Pertanian : Amran Sulaiman ( CEO Tiran Group )
Dibanding dua tokoh diatas mungkin pak menteri yang satu ini kurang begitu familiar. Kenapa saya menulis tentang beliau. Yang pertama karena beliau seorang lulusan STP sama seperti saya….xixixixi ( edisi lebay )  
yang kedua beliau juga sangat faham tentang  dunia per-tebuan dan per-gulaan, karena beliau seorang petani dan pengusaha gula juga serta pada awal karirnya dulu pernah bekerja sebagai "pekerja kebun" di PTPN.
Dengan berbekal semua latar belakang diatas, berikut sedikit harapan kami……………..
Pak menteri tolong diperhatikan ya sektor perkebunan khususnya tebu. Pacu lagi program dan kebijakan yang bisa membangkitkan kegiatan On-Farm. “Infus”  lagi lembaga riset perkebunan seperti Balitas tanaman pemanis yang sekarang karyanya seolah mati suri. Bangun sarana dan infrastruktur waduk dan saluran irigasi pak agar produksi on-farm kita meningkat yang ujung-ujungnya nanti kita bisa berswasembada gula dan mampu bersaing. Dan yang terpenting kebijakan jangka pendek untuk tahun depan, segera bersinergi dengan kemendag dalam penentuan dan pengawalan HPP gula yang layak supaya nasib petani dan industri gula nasional kita bisa bangkit dari keterpurukan serta segera siap untuk menyongsong “kejamnya” AFTA.

.....SALAM



Kamis, 23 Oktober 2014

BERBURU TEBU KE INDUSTRI GULA TUMBU

Mendekati tutup giling sudah pekerjaan rutin bagi kami para "sinder wilayah" untuk bergerilya mencari tambahan bahan baku tebu terutama apabila jumlah pasokan tebu masih belum mencapai taget. Pada tahun 2014 ini-pun juga demikian. Karena adanya dampak banjir besar di kabupaten Pati pada awal tahun mengakibatkan produktifitas tebu dilahan turun, sehingga berdampak pada potensi tidak tercapainya target jumlah bahan baku tebu giling di PG.

Pada pertengahan bulan Oktober kemarin, saya bersama mas Yanto salah seorang PTR (Petani Tebu Rakyat) binaan  PG kami bersama-sama "berburu" tambahan pasokan tebu ke wilayah basis gula tumbu di daerah kecamatan Pancur dan Pamotan kabupaten Rembang. Sebagai informasi selain kabupaten Kudus, wilayah kabupaten Rembang juga merupakan basis dari industri gula tumbu.

Oh ya......sebelumnya saya jelaskan dulu ya apa itu gula tumbu. Gula tumbu sebenarnya sama dengan gula merah hanya saja pencetakannya dilakukan dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat silinder yang disebut "tumbu". Gula tumbu biasanya digunakan untuk pemanis pada industri kecap.

Total gilingan gula tumbu di kedua wilayah Rembang dan Kudus jumlahnya sekarang hampir mencapai 600 buah. Dalam satu hari biasanya satu gilingan gula tumbu bisa menghabiskan 1 rit/truk tebu yang berbobot antara 60-70 kwintal.

Coba kita berhitung ya berapa kebutuhan tebu untuk gula tumbu di wilayah Rembang dan Kudus.

Jika 1 gilingan menghabiskan 60 ku tebu/hari....
Berarti jika ada 600 gilingan ............... 600 x 60 ku = 36.000 ku atau 3.600 ton tebu/hari.
Jika kita lihat dari perhitungan diatas total kapasitas giling industri gula tumbu di Rembang dan Kudus mencapai 3600 TCD. Sungguh luar biasa bukan.......???? Kapasitas tersebut bahkan lebih besar daripada kapasitas giling PG-PG di Jawa Tengah pada umumnya yang kapasitasnya hanya berkisar 1.800-3.000 TCD. Jadi kebayang dong berapa banyak tebu yang dibutuhkan dalam periode 4-6 bulan masa giling, tinggal ngalikan saja...

Industri Gula Tumbu di Pancur- Rembang
Kembali  ke cerita awal ya........
"Untungnya" harga jual gula tumbu pada tahun ini sangat rendah yaitu hanya Rp 3.000-4.000/kg dari tahun sebelumnya Rp 7000-7.500 /kg. sehingga pada tahun ini banyak dari gilingan gula tumbu yang "libur" berproduksi, sehingga bahan baku tebunya ada peluang untuk saya tarik ke PG. Mulai pagi sekitar jam setengah sembilan saya meluncur ke satu gilingan gula tumbu ke gilingan yang lain terutama di desa Gegersimo-Pamotan dan desa Japerejo-Pancur. Para pemilik gilingan gula tumbu ini mayoritas sudah kenal dengan mas Yanto karena mereka tiap tahun memang menyetorkan tebunya ke mas Yanto terutama apabila kondisi harga gula tumbu sedang rendah.

Mas Yanto Bernegosiasi dengan Pemilik Gula Tumbu

Singkat cerita setelah bergerilya sampai hampir seharian kami mendapatkan tambahan pasokan tebu yang akan dikirimkan untuk di giling di PG kami. 
Setelah itu karena perut kami sudah mulai terasa keroncongan kami memutuskan untuk makan siang di sentra warung lontong Tuyuhan desa Jeruk-Pancur. Disini ada deretan warung lontong tuyuhan yang jumlahnya lumayan banyak. Warung ini menerapkan marketing secara visual. Penjualnya perempuan semua lho. Mitosnya...warung yang penjualnya paling cantik, dipercaya memiliki lontong tuyuhan yang lebih enak.

Kami pun akhirnya singgah di Warung Tuyuhan "Mbak Marfuah", sengaja kami memilih warung ini karena menurut rekomendasi teman-teman petani tebu di daerah Rembang, lontong tuyuhan di warung ini rasanya paling enak........disamping juga katanya yang jual juga lumayan cantik........aih aih....heheheheehehe ( cantik menurut saya sih relatif ya ).


Lontong Tuyuhan Pancur-Rembang
Akhirnya saya memesan satu porsi lontong tuyuhan lengkap dengan dua potong besar daging ayam kampung dan segelas besar es kelapa muda. Mantap dan maknyuss pokoknya.....karena disamping tujuan awal mencari tambahan bahan baku tebu terealisasi, kebutuhan kuliner memanjakan perut juga terpenuhi..........Salam

Jumat, 17 Oktober 2014

NAGA SORI DAN KEPALA MANYUNG

Kali ini saya akan menulis hal-hal diluar dunia pergula-an. Habisnya bosan juga kali ya yang mbaca kalau artikel di blog isinya tentang gula atau pabrik gula melulu. Sesekali lah diselingi artikel lain.....oce!!!!

Bagi selain orang Pati atau yang belum pernah mampir di Pati, pasti bertanya-tanya apa sih maksud judul di atas...hemmmmm

NAGA SORI.........????????? Ada juga NAGA BONAR kaleee........KEPALA MANYUNG.........?????
Biasanya juga yang manyun kan bibir ya? bukan kepala.........hehehehe

Oke.........berikut saya jelaskan satu per-satu ya...
NaGa Sori dan Kepala Manyung adalah nama kuliner khas dan asli dari kota Pati Bumi Mina Tani.

NaGa alias Nasi Gandul.
Disebut nasi gandul karena konon dahulu penjual masakan ini menjajakan barang dagangannya dengan cara di "gandul" yaitu di pikul dengan mengunakan bambu yang diujungnya diikatkan tempat nasi pada satu sisi dan kuali tempat kuah disisi lainya, sehingga saat penjual  ini berjalan maka bakul nasi dan tempat kuah tadi menggandul alias gondal-gandul.........sejarah yang sedikit aneh juga ya?

Menu utama nasi gandul sendiri adalah nasi yang ditambahi dengan kuah sejenis gulai encer yang rasanya manis biasanya ditambahi potongan daging sapi atau jeroan. Penyajianya biasanya menggunakan piring yang dialasi daun pisang

Nasi Gandul


SoRi alias Soto Kemiri
Sedikit cerita asal muasal makanan ini.........konon jaman dahulu masyarakat Pati kebanyakan adalah masyarakat kurang mampu sehingga mereka tidak bisa membeli daging atau ayam, maka kemudian rakyat pati membuat soto dengan kemiri (sebagai pengganti daging ayam).
Tapi karena sekarang mereka sudah mampu beli ayam sehingga daging ayam di masukan dalam soto tersebut, meskipun sudah ada daging ayam tetapi nama "kemiri" masih melekat sampai sekarang..............kalau yang ini agak tragis juga ya sejarahnya!!! 
Satu lagi soto kemiri biasanya disajikan dalam mangkuk berukuran sangat kecil, mangkok tersebut biasanya hanya muat 4-6 suapan sendok nasi soto kemiri saja. Jadi buat yang anda yang doyan makan mungkin bisa-bisa habis 5-6 mangkok soto baru kenyang.

Soto Kemiri

Mangut Kepala Manyung alias nDas Manyung
Ini nih salah satu kuliner favorit saya.........Bagi anda yang gemar menyantap makanan pedas, bisa mencoba Mangut Ndas Manyung. Pasalnya, olahan masakan berbahan dasar Ndas Manyung (kepala ikan manyung) itu memiliki rasa sangat pedas. Pedesnya level 100 deh pokoknya, pernah suatu kali saya pernah menghabiskan dua piring nasi dan 4 gelas besar es jeruk hanya untuk meredakan efek rasa pedas yang hinggap di lidah dan tenggorokan.....hehehe ini sih sudah bukan kepedesan lagi tapi kalap kelaperan kali ya????

Mangut Kepala Manyung

Aneh dan asik ya kuliner khas Pati............Jadi misal suatu saat anda bersinggah atau kebetulan lewat jangan sampe lupa untuk mencobanya.......salam mak nyussssss

Rabu, 15 Oktober 2014

KANTOR BARU, SEMANGAT BARU........ALHAMDULILLAH


Sebenernya sangat telat pake banget sih saya nulis tentang kantor baru kami ini, tapi gak apa-apalah dari pada nulis tentang hancurnya harga gula terus yang mungkin mebuat kita semua bosan...hehehehee.

Sebelumnya saya sedikit cerita dulu tentang PG Trangkil tercinta tempat saya mencari sesuap nasi. PG Trangkil sudah berdiri sejak lama yaitu pada tahun 1835 di desa Trangkil-Pati Jateng........Lebih tua dari Jamu Jago dan Nyonya Meneer yah...:).
Lokasi PG-nya berada tepat ditengah-tengah desa dan hanya berjarak berkisar 3-4 km dari pesisir Pantura Jawa. Sedikit berbeda dengan PG-PG lainya di Jawa disini hampir sebagian besar mesin dan peralatan pabriknya sudah di revitalisasi. Kapasitas gilingnya pun sudah termasuk lumayan besar yaitu sebesar 8.000 TCD pada tahun 2014 ini.


Kembali ke tema ya...........Selain pembaruan mesin-mesin pabrik, perusahaan juga melakukan pembaruan infrastruktur bangunan pendukung. Salah satunya yaitu pembangunan Kantor bagian Tanaman dan TUK   (Tata Usaha Keuangan). Nih saya tampilkan foto-foto kantor barunya......
Penampakan Siang

Penampakan Malam
Sebenarnya masih ada lagi sih bangunan baru lainya di PG Trangkil  seperti rumah dinas karyawan tapi biar jadi lebih menarik saya buat berseri saja postinganya........Salam S.O.S ( Save Our Sugar )