Setelah sekian lama vakum akhirnya jari-jari saya gatal juga untuk menulis di blog ini. Yah......mungkin karena terpaku dengan "keasyikan" mengikuti perkembangan karut-marut perpolitikan negeri ini yang dampaknya nanti juga berimbas kepada nasib orang kecil seperti saya, sehingg sampe-sampe saya lupa untuk menjenguk blog ini.... :)
Oh ya....cerita akan saya mulai dengan sedikit gambaran tentang keberadaan PG di daerah Muria ( Kudus-Pati-Jepara) . Mungkin belum semua tahu ya kalau di daerah Muria ada tiga PG aktif yang sudah berdiri sejak jaman kolonial dan istimewanya adalah masing-masing PG tersebut dimiliki oleh perseroan yang berbeda. Padahal di Indonesia kebanyakan yang ada sih kepemilikan PG di suatu daerah dimiliki oleh satu perseroan ( misal : PG di blok Kediri-Jombang-Mojokerto dimiliki PTPN X atau PG di blok pantura barat Pekalongan sampai Brebes dipunyai PTPN IX ). Ketiga PG tersebut adalah PG Trangkil-Pati ( PG tercinta tempat saya berkarya..........hehehe ), PG Rendeng-Kudus ( PTPN IX ) dan PG Pakis Baru-Pati (PT. LPI).
Bagi saya ada keasyikan dan tantangan tersendiri bekerja dengan lingkungan kerja seperti ini. Saya pribadi menganggap mereka bukan "kompetitor" tapi saudara.
Kenapa kok begitu.................????????????????
Iya simpel sebenarnya menurut saya.............meskipun target masing-masing dari kami berbeda dan menuntut kami harus berkompetisai tapi tidaklah serta merta membuat kami harus "bermusuhan" bukan..????
Bemusuhan tidak akan membuat kita menjadi berkembang atau maju bahkan kalau bisa menjalin silaturahmi niscaya pintu rejeki akan lebih dibuka lebar-lebar dari berbagai penjuru.....( yg ini terinspirasi pengajian KH. Anwar Zahid.....hehehehe).
Semenjak saya mulai aktif bekerja dibagian tanaman dan kebetulan mulai dari seksi bina wilayah saya sering bertemu dan berdiskusi dengan teman-teman khususnya dari PG Rendeng. Saya masih teringat waktu masih ditempatkan di daerah Pati Selatan saya sering sharing dan berguru ke Pak Djon Hadi (SKW PG Rendeng). Waktu kami sama-sama punya kendala pekerjaan yang sama yaitu turun drastisnya produktifitas tebu di daerah Pati Selatan serta kwalitas tebangan BBT yang masih dibawah kaedah MSB. Sewaktu kami mencoba menerapkan tebangan percontohan "100 Super" tanpa ragu beliau meminta ijin untuk meniru program kami. Bagi saya ini suatu hal yang positif.......ya kalau mayoritas PG bisa mengembangkan dan membina petani untuk melakukan tebangan yang menganut kaedah MSB alangkah mudahnya kami untuk memilih BBT yang bagus begitu angan saya waktu itu, teman-teman kami di pabrik-pun akan lebih mudah untuk mengolah menjadi gula kalau BBT yang dikirim memiliki kwalitas bagus......( cita-cita yang sampe sekarang masih belum berhasil saya realisasikan.........doa'kan ya.....).
Sewaktu saya pindah ke bagian Tebu Sendiri silaturahmi kami-pun tetap berlanjut. Saya ingat waktu itu kami saling bertukar bibit pucukan varietas baru. Sewaktu saya membuat kebun demplot mini saya tidak mempunyai varietas VMC 7616 oleh pak Djon saya dikirimi 1 sak bibit VMC 7616 yang beliau bawa dari PG Mojo-Sragen. Sebaliknya juga begitu sewaktu teman-teman di Rendeng butuh bibit PSJK 922 untuk bud chip dengan persetujuan Bapak Kabag Tanaman mereka membeli bibit PSJK 922 dari kebun yang saya
kelola. Dengan berjalanya waktu saya kini mengenal lebih banyak teman-teman dari PTPN IX khususnya PG Rendeng. Tidak terkecuali pada MG 2014 kemarin sewaktu saya berpindah lagi ke seksi bina wilayah, saya beberapa kali bertemu dengan Pak Gunaedi (Kabag Tanaman/CA) dan beberapa teman SKW lain seperti Mas Teguh, Rio dan Ari. Dari mereka saya sering bertanya dan berkomunikasi tentang kelancaran pasokan BBT dan juga terpenting adalah antisipasi dan pemetaan petani yang "selingkuh" Kredit KKP-E pada musim giling yang akan datang terutama apabila areal yang diijinkan kredit sama lokasinya.
Sebenarnya masih banyak lagi hal yang sering kami diskusikan karena sebenarnya kami memiliki kesamaan tujuan tapi bisa menghabiskan 7 hari 7 malam apabila harus saya tulis semua...hehehehehe.
Saya yakin dan percaya kalau masing-masing dari kami saling "berkompetisi" dalam hal mengembangkan dan menjenuhkan daerah Muria ini dengan tebu dengan kwalitas yang baik maka ke-tiga PG yang ada ini akan lebih mudah dalam menghadapi tantangan ditengah karut-marutnya tata niaga gula sehingga ketiga PG akan tetap bisa hidup berdampingan tidak perlu ada yang sampai tutup karena harus merugi karena kekurangan BBT yang berkwalitas.
Berkompetisi memang harus dalam dunia bisnis karena semua memang mempunya target masing-masing tapi alangkah lebih indahnya kalau silaturahmi dan persaudaraan tetap dijaga, karena bisa jadi dengan silaturahmi masing-masing menemukan jalan untuk mencapai target karena pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah sama yaitu demi kelanggengan perusahaan masing-masing.
Kalau kita bersama bisa membuka jalan untuk tetap hidup. Kenapa harus saling "membunuh"????? karena sebagaimana kita ketahui bersama masing-masing PG punya karyawan yang menggantungkan hidupnya dari bekerja disana. Bayangkan kalau harus ada yang tutup, ribuan karyawan mulai dari kuli kebun, sopir angkutan tebu, penebang dan juga tentu karyawan dibagian dalam pabrik akan kehilangan mata pencaharianya. Denyut nadi perekonomian mereka akan putus..........miris bukan??????
"Berkompetisi" memang wajib hukumnya bagi kami yang bekerja dibidang yang sama tapi silaturahmi dan persaudaraan harus tetap terus dijaga.................Salam
foto model porno
BalasHapuskumpulan foto model bugil
foto artis telanjang
video bokep
film dewasa
foto model xxxporn terbaru
foto bugil
sudut pandang
sudut pandang kota
kreatif
tempat wisata
berita terkini
suara desa
kehidupan masyarakat